Total Tayangan Halaman

Jumat, 02 November 2012

SEJARAH MANDAR


SEJARAH MANDAR
Walaupun daerahku ini masih terpencil dan belum dikenal oleh seluruh pelosok negeri Indonesia, tetapi Mandar memiliki sejarah yang tak kala melegendanya dengan sejarah-sejarah negeri kita di daerah lain. Mandar juga memiliki beberapa persamaan karakteristik dengan saudaranya yaitu Bugis, tetapi tetap saja perbedaan diantara keduanya sangatlah jelas. Berikut saya akan memperkenalkan tanah yang kami cintai ini kepada Anak Bangsa Indonesia yang lain:
Asal usul nama Mandar,
Mandar adalah suatu daerah di Propinsi Sulawesi Barat, suku bangsa yang mayoritas mendiami daerah Sulawesi Barat, nama bahasa daerah, dan nama sebuah sungai di Kabupaten Polewali Mandar. Daerah Mandar meliputi lima kabupaten yaitu Kab.Polewali Mandar, Kab.Majene, Kab.Mamuju, Kab.Mamasa dan Kab.Mamuju Utara. Luasnya sekitar 1.105.761 km2. Beberapa pendapat tentang asal mula munculnya istilah Mandar sebagai berikut :
1. Dari Kata mandar yang berarti ‘sungai’. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaSPinRRxv3S71vmmiaYUUOiR5NrDCjR-TD-c8StP2KjSMQpAJi4iGEclGmFtpUAJVW4XKm9hIwtymX4jZFjoQen5Lbf1kyviXCOTQIsZ3Q0I2xOZyffk1a2RXW6Dq9z89pa5PYPu9-Duf/s320/Sungai+mandar.jpgPenduduk di Kec.Tinambung, Kec.Limboro, dan Kec.Allu sepanjang Sungai Mandar(sekarang) apabila mau “turun” mandi di sungai mengatakan Na naungaq mandoeq di uai (Saya akan “turun”/pergi mandi di sungai),
2. Dari kata maqdara. Pendapat ini, didasarkan pada sifat orang Mandar yang salah sedikit saja mereka tidak segan-segan bertikam yang akibatnya bermandi darah. Orang yang member nama ini ialah orang yang berasal dari luar daerah Mandar,
3. Dari kata mandaraq yang berarti bersinar, bercahaya,
4. Dari kata mandaq yang artinya kuat,
5. Dari kata maqandar atau meander ‘mengantar’, boleh juga berarti ‘mengiring’. Pendapat ini berdasarkan cerita rakyat tentang suatu kejadian di suatu daerah Mandar (yang sebelum bernama Mandar) di zaman lampau. Dikisahkan, sebuah rakit yang berisi persumbahan kepada Dewata dari hulu sungai (yang sekarang bernama Sungai Mandar) menuju muara. Seluruh rakyat berbaris dipinggir sebelah menyebelah sungai untuk maqandar (mengantar) rakit itu sampai ke muara. Setiba di muara, manusia pengantar itumettambung(bertumpuk) di sebelah menyebelah sungai menyebabkan tempat di muara sungai itu bernama Tambungyang kemudian menjadi sebuah kampung. Kira-kira berjarak setengah kilometer dari Tambung arah kehulu, ujung barisan pengantar berbalik berputar untuk kembali ke hulu sungai. Tempat berbalik/berputar kembali, itu pun bernamaPaqgiling (dari kata giling atau putar) yang kemudian menjadi sebuah kampung.
6. Dari kata Dharaman (bahasa Hindu/Sansekerta). Terdiri dari dua akar kata, yaitu man+dhar berasal dari bentuk kata dharaman yang berarti ’mempunyai penduduk’. Akhirnya terjadi pertukaran dan perubahan pengucapan menjadiMandar.
Mandar di masa penjajahan Belanda,
Belanda sangat mempengaruhi sejarah Indonesia pada zaman penjajahan karna Belanda-lah yang menjajah Indonesia paling lama yaitu sekitar 300 tahun, Belanda juga menindas rakyat Indonesia termasuk juga Mandar dengan kejam walaupun tidak sekejam Jepang. Berikut ini saya akan menggambarkan kronologi perlawanan-perlawanan rakyat Mandar terhadap penjajah Belanda :
Perlawanan dan protes keras H.Maata,
- Terjadi pada tahun 1932,
H.Maata, Kepala Desa Pambusuang kepada penjajah Belanda, atas perlakuan mempekerjakan langsung penduduk desanya membuat jalan di Kunyi, tanpa izinnya sebagai Kepala Desa. Perlawanan kecil, tetapi menunjukkan perlawanan menentang Belanda telah menjadi laten di Mandar setidaknya sejak Tokape Maraqdia Balanipa memulainya di abad ke-19. Baharuddin Lopa menggambarkannya seperti yang dituturkan oleh Hasan Latief, bekas Kepala Distrik Tenggelang, 13 juni 1981. Sampai dengan tahun 1932 perlawanan orang-orang Mandar terhadap penjajahan Belanda masih terjadi terus meskipun kecil-kecilan. H. Maata mendatangi kantor Controleur di Polewali menyatakan protes keras kepada pejabat pemerintah kolonial. Semestinya dia sendiri yang memerintahkan langsung kepada penduduknya. Akibat peristiwa itu beberapa tokoh penduduk Desa Pambusuang ditangkap oleh pemerintah kolonial. Semestinya dia sendiri yang memerintahkan langsung kepada penduduknya. Akibat peristiwa itu beberapa tokoh penduduk Desa Pambusuang ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tuduhan berkomplot dengan Kepala Desa H.Maata melakukan pembangkangan terhadap pemerintah kolonial Belanda.
Peristiwa Bendera Merah Putih di Tinambung,
- Tanggal 15 Januari 1946,https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsitmvXWRbI_tgkb8jGe5WhNb-dxmeNyXvytx83YnwKXRR4F8GoirDGWw74Ph7YxwL6T32Ls5jqy0l9dF8jz6vqVTOB9vtSCxYCD44MuyQuDA2mBEZ4EniRI-pFfrIAB-VfyPCw75YHsWa/s320/Monumen_Ibu_Agung%2528Andi_Depu%2529+%25282%2529.jpg
Pada peristiwa Bendera Merah Putih ini, Ibu Andi Depu (pahlawan Mandar) memeluk tiang bendera Merah Putih, merupakan sepak terjang penentangan langsung Ibu Andi Depu terhadap tentara Belanda yang ingin menurunkan bendera Merah Putih yang sedang sedang berkibar di depan istana Kerajaan Balanipa (kerajaan terbesar di Sulawesi Barat pada saat itu) di Tinambung. Istana yang sekaligus dijadikan salah satu markas komando perjuangan rakyat Mandar mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia, dua hari sebelum Peristiwa Bendera Merah Putih di Tinambung,
- Tanggal 13 Januari 1946,
Aparat NICA telah mengibarkan bendera Belanda di dalam tangis KNIL di Majene. Dengan dukungan Sekutu, 1 Januari 1946 aparat Belanda menurunkan bendera Merah Putih di semua tempat dalam wilayah Majene. Sampai kemudian Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Tonyaman dan rentetan peristiwa dan pertempuran berikutnya sampai bulan Desember 1946,
- Tanggal 16 Agustus 1946,
Yakni pertempuran antara para pemuda/pejuang di bawah pimpinan Pangiu dan Nyompa melawan pasukan KNIL/NICA di bawah komando Controleur Polewali G.J.Monsers di daerah Tonyaman Polewali. Pejuang bersenjatakan bambu runcing, keris, badik dan parang panjang melawan pasukan KNIL/NICA yang mempergunakan senjata api. Controleur Polewali G.J.Monsers dan beberapa pengawalnya terbunuh. Pejuang merampas satu pucuk pistol dan senjata Ouwengun.
- Tanggal 17 Agustus 1946,
Satu peleton tentara NICA/KNIL menangkapi semua laki-laki dewasa yang ada di Tonyaman. Disiksa habis-habisan.
- Tanggal 18 Agustus 1946,
Pasukan KNIL/NICA melancarkan serangan balasan terhadap markas pemuda/pejuang di Silopo. Pangiu dan kawan-kawan memberikan perlawanan mati-matian. Pabi, pemuda pejuang gugur. Padara, Sida, Mada, dan Pungga Sampe luka parah dan tertangkap. Markas pejuang dibakar habis oleh musuh.
- Pada awal September,
Di bawah pimpinan Ambo Damma, para pejuang menyerang markas musuh di Bungin, lima orang gugur yaitu Amba, Tanai, Billa, Badusama, dan Mangundang. Pertengahan September, pasukan Pangiu Komandan Kompi III melakukan penghadangan di Mirring Polewali. Penghadangan tidak berhasil. Granat yang dilemparkan jatuh di belakang mobil musuh. Beberapa orang rakyat yang kebetulan ada di sekitar daerah penghadangan ditangkap, disiksa dan dibunuh oleh pasukan musuh.
- Pada akhir bulan September,
Pangiu menyerang mata-mata musuh di Binuang yang dipimpin oleh Wa Saira. Wa Saira pun terbunuh juga. Awal Oktober para pejuang di bawah pimpinan Nyompa menyerang mata-mata musuh dan pos polisi NICA di Paku. Beberapa orang mata-mata musuh ditangkap dan dibunuh.
- Tanggal 7 Oktober 1946,
Terjadi pertempuran antara para pejuang yang dipimpin Masse dan Landi dengan serdadu KNIL di Kalosilosi. Empat orang pejuang gugur, yaitu dipimpin Masse, Tangnga, Reken, dan Kadongboli. Di pihak musuh empat orang mata-mata ditangkap, dibawa ke Riso,Tapango, diadili dan dibunuh.
- Tanggal 8 Oktober 1946,https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVsHCpIxTXBZBibUtKvlg4WepO1sxBppHL8V4iA2V0CH8OZlQ1m26G-iNex8bfrwnS2BWrztLTyKw3z0IFzPVXdPKEKU84SaJB6RM_nKu2U11FTTUs0f5KOz9EAIYZVZnI1zWu-VSSWS9W/s320/Monumen_Perjuangan_45+%25281%2529.jpg
Serdadu KNIL menyerangan markas pejuang di Tabone. Empat orang pejuang gugur yaitu Lattone, La Runa, Tola dan Tabara (seorang perempuan tukang masak). Beberapa orang terperangkap antara lain Onjang, Apo dan Tanah.
- Tanggal 10 Oktober 1946,
Para pejuang mengadakan pertemuan di Kelapadua. Merencanakan penyerangan umum terhadap musuh di kota Polewali pada tanggal 12 Oktober.
- Tanggal 12 Oktober 1946,
Dipimpin oleh Controleur Polewali Yonasse, serdadu KNIL mendadak menyerang markas pejuang Kompi II di Kelapadua. Dua puluh satu orang pejuang gugur dan beberapa orang ditangkap. Markas pejuang dibakar musuh.
- Tanggal 13 Oktober 1946,
Pasukan KNIL menangkap Badu di Kelapadua. Badu sama sekali tidak mau menyebutkan tempat persembunyian kawan-kawannya sesame pejuang. Badua ditembak mati.
- Tanggal 14 Oktober 1946,
Berdasarkan informasi dari seseorang pengkhinat, serdadu KNIL mengetahui lokasi dan menyerang markas pejuang di Gua Salu Bayo. Dalam pertempuran, Komandan Kompi II Tarrua gugur bersama kedua puteranya, Sampeani dan Lira. Pertengahan November, pemimpin tertinggi perjuangan wilayah Polewali Andi Hasan Mangga tertangkap.
- Tanggal 3 Desember 1946,
Di bawah pimpinan H. Umri dan Nyompa para pejuang melakukan penyusupan besar-besaran ke dalam Kota Polewali untuk melaksanakan penyerangan terhadap kantor Controleur/NICA,https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyZcZwUQBzYWMva-MedMm42WIGEs0RYlwKL9nU7ZrdnezQFxD7quAiQRJ5KPnA_smGn8O1VG-TziZ2bFsit710anr8antxeefPtHx1w8tk9rPEjfymyIuzYY2gOvzxLVlLMqMs6iOJcPbY/s320/Monumen_Bambu_Runcing+%25285%2529.jpgmarkas polisi NICA, dan penjara Polewali. Para pejuang juga melakukan aksi-aksi lainnya mengganggu musuh. Aparat KNIL dan polisi NICA menangkapi Andi Hasan Mangga, Alex Pattola, Pene Dg Pasanre, H.Ummarang, La Hamma, Pangiu, Tamalino, Nongngo, Salampang, Panikkai, Labulan, La Gante, Ati Dg Patoangin, Tonang, Manangi, Panjang, Pama, dan Kati. Sebagian besar ditembak mati dan yang lainnya dipenjarakan. Untuk mengenang, menghargai, menghormati jasa-jasa mereka dibangunlah Monumen Bambu Runcing/Tiga Pahlawan Pejuang Kemerdekaan, dan Monumen Perjuangan 45. Keduanya berada di kota Polewali, kab. Polman.
Peristiwa Tololoq dan Peristiwa Galung Lombok,
Masyarakat Mandar menyebutnya Panyapuang (penyapuan) di Galung Lombok (Desa Galung Lombok, Kec. Tinambung, Kab. Polman sekarang). Pembantaian massal yang dilakukan oleh pasukan Westerling terhadap rakyat Indonesia dari daerah Baruga, Tande, Simullu, Banggae dan sekitarnya (Kab.Majene sekarang) dari daerah Tinambung dan sekitarnya (Kab.Polman sekarang). Pembantaian ini berlangsung 1 Februari 1946 dan menewaskan rakyat dan para pejuang. Kurang lebih 700 orang, termasuk 32 orang tawanan anggota pejuang dari penjara Majene. Latar belakang terjadinya Peristiwa Galung Lombok karena Belanda sama sekali tidak leluasa kembali berkuasa di daerah Mandar. Belanda mendapat perlawanan keras dari rakyat Mandar. Para pejuang yang tergabung dalam organisasi perjuangan KRIS-Muda bahu membahu dengan para pejuang yang membentuk kelas kerang GAPRI 5.3.1 melakukan aksi mengganggu dan melawan Belanda. Belanda pun kewalahan. Perlawanan rakyat semakin sulit dipatahkan. Pasukan berbaret merah yang dikenal dengan sebutanDetachement Speciale Troepen (DST) beranggotakan 123 orang di bawah pimpinan Letnan Satu Raymond Pierre Westerling dikirim oleh pemerintah Belanda dari Batavia ke Sulawesi Selatan dan Barat untuk membina para pejuang untuk memadamkan semangat perjuangan Tetap Merdeka. Westerling memperoleh laporan, kantong-kantong perjuangan rakyat Sulawesi Selatan dan Barat merata di Afdeling Makassar, Pare-Pare, Bonthain, dan Mandar.
- Tanggal 11 Desember 1946,
Letnan Gubernur General Dr.H.J.Van Mook di Batavia mengumumkan keadaan darurat perang (SOB) untuk Afdeling Makassar, Pare-Pare, Bonthain, dan Mandar.
- Tanggal 1 Februari 1947,
Pasukan Westerling di bawah pimpinan Stufkens dan Vermulen mengepung kampung Baruga, Simullu, Segeri, Lembang, Tande (di kab.Majene) dan sekitarnya, Tinambung, Kanreapi, Lawarang (Kab.Polman) dan sekitarnya. Untuk menakut-nakuti rakyat, pasukan Belanda membakar beberapa rumah rakyat. Penduduk pada kampung-kampung tersebut dikumpulkan lalu digiring ke Galung Lombok. Di tempat itu perempuan dan anak-anak dipisahkan dari laki-laki. Kemudian pasukan Westerling mengadakan “pengadilan singkat” untuk mengetahui siapa di antara mereka yang di mata Belanda dicap
Ekstremis. Untuk mengetahui secara pasti siapa anggota organisasi perjuangan GAPRI 5.3.1., KRIS Muda,TRIPS dan ALRI, Stufkens dan Vermuelen mendatangkan 32 orang tawanan anggota pejuang dari penjara Majene, sekitar 10 km dari Galung Lombok. Mereka dipaksa menunjuk siapa di antara massa yang hadir yang menjadi anggota pejuang atau simpatisan pejuang. Mereka menutup mulut rapat-rapat. Karena tentara Belanda tidak berhasil memaksa mereka membuka rahasia, mereka dijejerkan dan ditembak satu persatu. Selanjutnya penembakan dan pembunuhan ditujukan kepada para pemuka masyarakat yang diduga membantu para pejuang. Kepala Distrik dan pemuka-pemuka masyarakat Baruga, Tande, Simullu, dan lain-lain satu persatu menemui ajal. Sementara penembakan missal terjadi di Galung Lombok, Pasukan GAPRI 5.3.1. di bawah pimpinan Basong yang berada di markas pejuang di Pumbeke, segera berangkat ke Segeri menyusul menyusul kawan-kawannya. Pasukan Westerling tidak juga muncul, pada hal mereka sudah lama menunggu. Di Talolo terjadi kontak senjata dengan pasukan Belanda yang sedang patroli. Seorang tentara Belanda hendak memperkosa seorang wanita, dicegah olah Harun dan Habin anggota pasukan pimpinan Basong. Pada pertempuran singkat di Talolo dua orang anggota pasukan GAPRI.5.3.1. gugur yaitu Sukirno dan Yonggang. Di pihak tentara Belanda terbunuh Dickso, Van Feuw, dan seorang lagi yang tidak diketahui namanya. Sesudah pertempuran singkat, Tanne bersama pasukannya datang untuk membantu kawan-kawannya. Tiba-tiba sebuah mobil pasukan Westerling datang. Pasukan Tanne melempar mobil itu dengan granat dan mobil itu pun terbalik masuk jurang. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBpn-vJ3397ZbUlSM8EJgunXF7hgCGtZwxh5Ln3yXk0HLezPz-8VcKm2k1qjjo-R2dUoqYBTvr5rB6xH2dRH72qhoyFEvKMpA1yzPDuBi4-LxCc4cehbBo436M7E8C6mQbUyzG9YbWpY77/s320/Tugu_korban40.000jiwa.jpgBegitu Stufkens dan Vermuelen mendengar 3 orang anak buahnya dan mobil pasukannya masuk jurang, keduanya langsung naik darah. Maka terjadilah pembantaian massal rakyat di Galung Lombok yang tadinya hanya pengadilan massal mencari para pejuang. Rakyat yang tidak berdosa banyak yang jadi korban. Pembunuhan berlangsung sekitar 07.00 pagi sampai pukul 17.00 sore. Di sore dan malan hari dilaksanakan penguburan seadanya oleh kerabat mereka yang masih hidup dan rakyat yang dipaksa oleh pasukan Westerling. Banyak pejuang dari organisasi perlawanan KRIS Muda, GAPRI 5.3.1., pasukan ekspedisi pejuang dari Kalimantan yang gugur. Untuk mengenang dan sebagai penghormatan kepada mereka dibangun Monumen Korban 40.000 Jiwa Galung Lombok di Desa Galung Lombok, kec. Tinambung, Kab.Polman.
Peristiwa Pembantaian di Pamboang,
- Tanggal 5 Februari 1947,
Peristiwa sejarah ini dilakukan oleh tentara KNIL, menewaskan 35 orang pahlawan termasuk tawanan dari Majene. Diantara korban gugur ialah Kepala Distrik Pamboang, Kepala Desa, dan Polisi Kampung. Sebelum ditembak mati, ada yang disiksa sehebat-hebatnya. Telinga, hidung, dan kemaluan dipotong.
Mandar di masa penjajahan Jepang,
Sama dengan daerah-daerah lainnya di Sulawesi Selatan. Merasakan tekanan, penindasan, dan penderitaan yang sangat besar. Para bekas/pemimpin partai dan pejuang kemerdekaan di Majene, Pamboang, Polewali, dan di tempat-tempat lainnya ditangkap oleh Belanda. Ditahan di Majene sekitar dua sampai tujuh hari lamanya, kemudian dilepaskan dengan perintah agar benar-benar membubarkan semua partai, pergerakan-pergerakan, dan sekolah-sekolah partikelir (swasta) yang ada, disertai ancaman sanksi yang berat apabila tidak dijalankan. Mulai berlaku kekuasaan main pukul dan main hakim sendiri terhadap siapa saja yang dianggap bersalah, walaupun kesalahan itu hanyalah kesalahan kecil. Dalam kesulitan hidup yang berat dan perlakuan sewenang-wenang muncul kelompok pemberani di Kerajaan/Distrik Allu di bawah pimpinan Muhammad Saleh Puanna I Su’ding (lebih dikenal dengan nama Hamma’ Saleh Puanna I Su’ding). Dia dan kawan-kawan melakukan perlawanan bersenjata terhadap pemerintahan Jepang pada bulan Maret 1945. Dimulai dengan soal penagihan pajak yang tidak ditaati oleh mereka. Mereka memilih mengembara di hutan-hutan. Sesekali menyerang polisi Jepang dan menewaskan para polisi Jepang tersebut sedekit demi dekit hingga Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia.
                                                                                                

Jumat, 28 September 2012

Kata Bijak Tokoh Dunia



Kata Bijak Tokoh Dunia
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga." Bung Tomo

"Kekuatan bukan berasal dari kemenangan. Perjuangan Anda lah yang melahirkan kekuatan. Ketika Anda menghadapi kesulitan dan tak menyerah, itulah kekuatan." Arnold Schwarzenegger.

"Orang-orang optimis melihat bunga mawar, bukan durinya; orang-orang pesimis terpaku pada duri dan melupakan mawarnya." Kahlil Gibran

"Seorang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan; seorang optimistis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan." Winston Churchil.

"Batasan segala kemungkinan hanya dapat didefinisikan ketika kita mampu menembus ketidakmungkinan." Sir Arthur C Clarke.

"Penampilan fisik hanyalah sekilas dari apa yang sebenarnya tidak terlihat." Anaxagoras (filusuf yunani)

"Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima." Ivan Panin.

"Siapa yang mencoba, maka terjadilah. Siapa yang berkehendak, maka tercapailah. Dan, siapa yang mencinta, maka hiduplah." Anne McCaffrey.

"Visi bisa jadi adalah kekuatan terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi kerangka tentang apa yang belum kita ketahui." Li Ka Shing, Miliuner Hong Kong.

"Semua jenis kebijaksanaan itu berakar pada dua kata, kesabaran dan harapan." Alexandre Dumas Pere.

"Anda tak akan mampu membangun sebuah karakter dan keberanian seseorang dengan merampas inisiatif dan kebebasannya." Abraham Lincoln.

"Sesuatu yang kita hadapi tidak selalu bisa diubah; namun, kita tidak bisa mengubah sesuatu sampai kita menghadapinya." James A Baldwin.

"Di tiap musibah yang menimpa Anda, ingatlah untuk bercermin dan bertanya tentang daya apa yang bisa Anda upayakan guna menarik pelajaran positif dari kejadian itu." Epictetus, Filsuf Yunani.

"Bumi ini cukup untuk tujuh generasi, namun tidak cukup untuk tujuh orang serakah." Mahatma Gandhi.

"Adalah sebuah tantangan bagaimana berpolitik sebagai suatu seni merealisasikan apa yang tak mungkin menjadi mungkin." Hillary Rodham Clinton

"Perempuan itu bagaikan oven. Perlu waktu 5 hingga 15 menit untuk memanaskannya." Sandra Bullock

"Saya memiliki tiga harta. Jaga dan peliharalah: cinta yang dalam, kesederhanaan, ketidakberanian memenangkan dunia. Dengan cinta yang dalam, seseorang akan jadi pemberani. Dengan kesederhanaan, seseorang akan menjadi dermawan. Dengan ketidakberanian memenangkan dunia, seseorang akan menjadi pemimpin dunia." Lao-tzu

"Tragedi sesungguhnya dari orang-orang miskin adalah kemiskinan mereka akan aspirasi" Adam Smith

"Mengetahui saja tidak cukup, kita harus mengaplikasikannya. Kehendak saja tidak cukup, kita harus mewujudkannya dalam aksi." Leonardo da Vinci

"Hampir semua pria memang mampu bertahan menghadapi kesulitan. Namun, jika Anda ingin menguji karakter sejati pria, beri dia kekuasaan." Abraham Lincoln

"Janganlah mencoba menjadi orang sukses. Jadilah orang yang bernilai." Albert Einstein

"Untuk menjadi modern kebanyakan orang malah sibuk memerhatikan gaya berpakaian, cara berbicara, kebiasaan atau perilaku tertentu. Padahal bukan itu yang disebut modern. Hal-hal seperti itu adalah bagian yang sangat dangkal dari modernitas." Indira Gandhi

"Kenali musuh dan kenali diri Anda, maka Anda tak akan pernah terancam dalam seratus pertempuran." Sun Tzu

"Seseorang menjadi bijaksana ketika dia mulai mengukur seberapa besar ketidakpeduliannya atas sesuatu hal" Gian Carlo Menotti

"Harapan adalah tabir alami untuk menyembunyikan ketelanjangan kebenaran." Alfred Bernhard Nobel

"Waktu akan selalu tersedia bagi mereka yang mau memanfaatkannya." Leonardo Da Vinci

"Jauh lebih mudah mengubah dan merekayasa atom-atom plutonium daripada mengubah sifat jahat yang berdiam di dalam diri manusia." kata bijak Albert Einstein

"Seseorang harus cukup berani mengakui kesalahan, cukup pintar untuk mengambil pelajaran dari kesalahan, dan cukup tangguh untuk bisa mengoreksi kesalahan." John C Maxwell

"Kemerdekaan tidak diberikan begitu saja oleh pihak penindas, karena itu sang tertindaslah yang harus memperjuangkannya." Martin Luther King Jr

"Tidak ada hal hebat yang tercipta dalam sekejap." Epictetus

"Pesimisme mengarah pada kelemahan. Optimisme mengarah pada kekuatan." William James

"Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir; semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun." Voltaire

"Risiko datang dari ketidaktahuan atas apa yang Anda kerjakan." Warren Buffet

"Jika Anda tidak dapat menjelaskan sesuatu hal secara sederhana, itu artinya Anda belum cukup paham." Albert Einstein

"Laki-laki yang paling pantas dikasihani adalah dia yang mengubah mimpi-mimpinya menjadi emas dan perak." Kahlil Gibran

"Lupakan soal suka dan tidak suka. Keduanya bukanlah konsekuensi. Kerjakan apa yang harus dikerjakan. Mungkin itu bukan sesuatu yang membahagiakan, namun di situlah terletak kebesaran." George Bernard Shaw

"Ada banyak cara sederhana untuk memperluas dunia anak-anak Anda. Mencintai buku adalah yang paling baik dari cara-cara itu" Jackie Kennedy

"Dalam memotivasi orang, libatkanlah pikiran dan hati mereka. Untuk melibatkan perasaan orang lain, gunakanlah ide-ide produktif dan kegembiraan." Kata Bijak Rupert Murdoch

"Mereka yang paling radikal mendukung revolusi akan menjadi kelompok paling konservatif sehari setelah revolusi terjadi." Hannah Arendt

"Jika Anda harus melanggar hukum, lakukanlah untuk merampas kekuasaan yang korup; untuk kasus-kasus lain pelajarilah lebih dulu." Julius Caesar

"Jika seluruh ekonom saling berkumpul, mereka justru tidak akan pernah mencapai suatu kesepakatan." George Bernard Shaw

"Guru terbaik adalah kesalahan terakhir yang Anda lakukan." Ralph Nader

"Kehidupan bagaikan sebuah kebun binatang di tengah rimba raya." Peter de Vries

"Jangan pernah sekalipun mendengar harapan orang lain. Lalui jalan hidupmu sendiri dan hiduplah dengan harapan-harapanmu." Tiger Woods

"Orang lemah tidak pernah bisa memaafkan karena memberi maaf hanya dapat dilakukan oleh orang yang kuat." Mahatma Gandhi

"Sukses dalam berbisnis membutuhkan latihan, disiplin, dan kerja keras." David Rockefeller

"Sukses adalah sembilan puluh sembilan persen kegagalan." Soichiro Honda

"Ketakutan terbesar dalam hidup saya adalah dilupakan orang." Evita Peron

"Tidak peduli apakah kucing itu berwarna hitam atau putih, yang penting bisa menangkap tikus." Deng Xiaoping

"Kita jatuh sakit secara moral karena kita terbiasa mengatakan sesuatu yang berbeda dari apa yang kita pikirkan." Vaclav Havel

"Sesuatu yang dapat kamu bayangkan adalah nyata." Pablo Picasso

"Seseorang akan menjadi bijaksana ketika dia mulai menghitung sedalam apa kira-kira kebodohannya." Gian Carlo Menotti

"Siapa yang berdiam diri di masa lalu akan kehilangan masa depan." Raja Hussein dari Yordania

"Anda tidak bisa mengajari sesuatu kepada seseorang; Anda hanya dapat membantu orang itu menemukan sesuatu dalam dirinya." Galileo Galilei

"Saya datang dengan setangkai buah zaitun di satu tangan dan senjata pejuang kemerdekaan di tangan lain. Jangan biarkan tangkai zaitun itu terlepas dari tangan saya." Yasser Arafat

"Seseorang bertanggung jawab atas takdirnya sendiri, namun manusia juga memiliki kemampuan untuk menghilangkan takdir itu." Kim Jong Il

"Jika Anda mengadili orang, Anda tidak akan punya waktu untuk mencintai mereka." Bunda Teresa

Jumat, 14 September 2012

sugiarto: sejarah Intlektual

sugiarto: sejarah Intlektual: Sejarah Intelektual (Sartono Kartodirdjo) dan Pemikiran Islam (Kuntowijoyo) Sejarah intelektual dalam bahasa Sartono Kartodirdjo adalah men...

sejarah Intlektual

Sejarah Intelektual (Sartono Kartodirdjo) dan Pemikiran Islam (Kuntowijoyo)
Sejarah intelektual dalam bahasa Sartono Kartodirdjo adalah mencoba mengungkapkan latar belakang sosio-kultural para pemikir, agar dapat mengekstrapolasikan faktor-faktor sosio-kultural yang mempengaruhinya. Dengan demikian, kita tidak mudah jatuh ke suatu absolutisme atau determinisme. Memang pandangan historis sebaiknya akan lebih mendorong ke suatu relativisme dalam menghadapi pelbagai ideologi beserta doktrin-doktrinnya. Pengkajian bidang sejarah intelektual dari yang barang tentu memiliki peninggalan tertulis, cukup dipermudah dengan adanya dokumentasi pelbagai mentifact. Aspek yang sangat menarik dari sejarah intelektual ialah dialektik yang terjadi antara ideologi dan penghayatan oleh penganutnya. Adapun tema-tema yang dikembangkan dalam Sejarah Intelektual adalah pemikiran yang dilakukan oleh perseorangan (Soekrano, Natsir, John Locke), Isme atau Paham (nasionalisme, sosialisme, pragmatisme), gerakan intelektual (aliran Frankfurt, Strukturalisme, Pasca Modernisme), periode (The Age of Belief, Renaissance, Pencerahan), dan pemikiran kolektif (MUI, Muhammadiyah, NU).
Kuntowijoyo mengemukakan bahwa perkembangan pemikiran Islam di Indonesia dibagi menjadi tiga fase, yakni fase religis, fase ideologis dan sistemis. Dalam buku Penjelasan Sejarah, Kuntowijoyo menjelaskan arti ketiga dengan bahasa Periodisasi Sejarah Kesadaran Umat Islam Indonesia: Mitos, Ideologi dam Ilmu. Kuntowijoyo menjelaskan adanya evolusi kesadaran, ke dalam tiga periode berturut-turut, yaitu kesadaran mistis, kesadaran ideologis dan kesadaran ilmiah. Periodisasi dimulai pada abad ke-19 sampai kurang lebih tahun 2000an. Periode mitos terjadi ketika umat berpikir bahwa seorang pemimpin (Imam Mahdi, Ratu Adil) akan membebaskan mereka dari ketidakadilan. Periode ideologi terjadi ketika umat menganggap bahwa ideologi politik akan membawa mereka kepada kemenangan. Periode ilmu dicapai ketika umat percaya bahwa jalan ilmu (rasionalitas, objektivitas, inklusivitas) akan mengangkat mereka dari keterpurukan dan menjadikan Islam sebagai rahmat untuk seluruh manusia. Dalam analisis saya, pandangan Kuntowijoyo ini erat kaitannya dengan lintasan sejarah pemikiran Indonesia yang memang disetiap zamannya selalu ada karakteristik khusus (selalu ada zeit geist atau semangat zaman). Fase pertama yaitu periode religis atau mistis muncul pada abad ke-19 ketika perubahan-perubahan pemikiran Islam ramai atau dapat dikatakan sebagai pembaharuan Islam terjadi di tanah air misalnya keberadaan Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabau yang melakukan pembaharuan Islam di wilayah Padang dengan mengkritisi dan menyerang tradisi kaum adat, atau Syaikh Ahmad Chatib Sambas yang menggabungkan Tarekat Naqsabandiyah dan Qadariah menjadi Tarekat Qadariah wan Naqdabandiyah, hal serupa dilakukan oleh Syaikh Abdul Sammad Al Palembangi, keduanya bergerak dalam bidang tarekat atau tasawuf. Pada fase ini, kharisma kepemimpinan sesorangan sangat menonjol sekali untuk mampu mempengaruhi masyarakat kedalam pemikirannya. Kemudian pada periode Ideologis, dapat dipetakan pada paruh pertama abad ke-20 sekitar tahun 1900-1950an. Pada fase ini, perkembangan ideologis diawali dengan kemunculan ideologi Kebangsaan yang datang dari kaum liberal Eropa sebagai akibat bermunculannya negara-negara kesatuan, ideologi Islam yang terinsiprasi dari konsep Pan Islamisme Jamaluddin Al Afgani, maupun ideologi Marxis Sosialis yang didatangkan dari Eropa Timur (Uni Soviet). Semua ideologi ini saling berebut kekuasaan dan pengaruh di Indonesia terutama kepada umat Islam yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia, puncak dari periode ini adalah ketika Soekarno mengagas NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) sebagai upaya penggabungan dari tiga pemikiran ideologi besar yang eksis di Indonesia waktu itu pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-2965). Terakhir adalah periode sistemis atau ilmu, pada periode ini perkembangan ilmu pengetahuan yang sedemikian pesat pada paruh kedua abad ke-20 mendorong umat Islam untuk lebih rasional dalam menjawab tantangan maupun permasalahan masyarakat dan zaman. Maka muncullah pemikir-pemikir Islam semisal Kuntowijoyo sendiri, atau Nurcholish Majid, Harun Nasution, HM. Rasyidi dan lain sebagainya. Mereka semua memadukan berbagai aspek ilmu pengetahuan untuk pada akhirnya mendapakan kesimpulan sebagai jawaban permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam umat islam pada paruh kedua abad ke-20 ini.

Kuntowijoyo mengatakan bahwa sejarah pemikiran selalu mulai dari teks, “pada mulanya adalah teks (dengan ditebalkan oleh Kuntowijoyo sendiri)”. Karenanya tidak membatasi diri hanya pada pemikiran perorangan, dan pemikiran–pemikiran teoritis sebagaimana lazimnya sejarah intelektual, tetapi juga pemikiran praktis dari sosiologi pengetahuan. Maka disini, masih menurut kuntowijoyo fungsi teks dapat disederhanakan termasuk aplikasi dalam penulisan sejarah:
a.genesis pemikiran misalnya Tjokroaminoto yang menulis tentang Islam dan Sosialisme terpengaruh buku-buku agama tentang kesalehan para pemimpin islam terdahulu. Kemudian Islam dan Sosialisme mempengaruhi tokoh-tokoh Masyumi, karena kemudian buku ini berkali-kali dicetak kembali oleh penerbit Masyumi.
b.konsistensi pemikiran, dalam buku Deliar Noer, Mohammad Hata: Biografi Politik kita melihat betapa konsistennya Hatta dalam bersikap terhadap komunisme. Demikian pula konsistensi sebagai seorang puritan yang demokrat yang nampaknya menjadi sebab perpisahan dengan Soekarno.
c.evolusi pemikiran, misalnya pemikiran kemanusiaan Soejatmoko yang digambarkan dalam disertasi Siswanto Masruri Menuju Humanitarianisme: Studi Evolusi Pola Pemikiran Kemanusiaan Soejatmoko digambarkan pemikirannya berevolusi dari soal-soal nasionalisme, ke humanisme, dan akhirnya ke humanitarianisme.
d.sistematika pemikiran, misalnya disertasi Sri Suhandjati Ajaran Tatakrama Yasadirpura II dalam Serat Sasanasunu: Perpaduan Syariat Islam dengan Budaya Jawa.
e.perkembangan dan perubahan, misalnya buku Soekarno Dibawah Bendera Revolusi nampak adanya perkembangan dan perubahan dalam konsep pemikiran sesudahnya. Konsep Nasionalisme, Islam, dan Marxisme dalam buku itu berkembang dan berubah menjadi NASAKOM pada pra-1965. Islam berkembang dan berubah jadi Agama, dan Marxisme jadi Komunisme.
f.varian pemikiran, misalnya buku Clifford Geertz Abangan, Santri, Priyai dalam Masyarakat Jawa.
g.komunikasi pemikiran, dalam buku Dibawah Bendera Revolusi yang merekam pemikiran Soekarno dalam Fikiran Rakyat ada sedikit komunikasi intelektual antara Soekarno dan A. Hassan mengenai najis, tetapi kita belum melihat secara langsung jawaban-jawaban A. Hassan.
h.internal dialectics dan kesinambungan pemikiran, buku Herbert Feith dan Lance Castle (eds), Indonesian Political Thinking 1945-1965 mendokumentasikan pemikiran politik dua dasawarsa dalam lima belas pokok pikiran.

Mengamati pemikirian Sartono Kartodirdjo dalam kajian sejarah Intelektual yang berkaitan dengan sosio-kultural bahwa ternyata segala sejarah intelektual yang memerlukan teks dalam kajiannya itu, takkan pernah lepas dari bahasa dan simbol-simbol lokal yang tentu saja harus bisa dipahami dari kebudayaan yang mempunyai mentifact (fakta kejiwaan) tersebut. Maka diperlukan pengetahuan kebudayaan untuk dapat menginterpretasikan berbagai makna kata-kata sebagai simbol dari pikiran, ide, nilai dan lain sebagainya. Misalnya mengenai mitos Nyai Roro Kidul sebagai cerita rakyat atau yang tercantum dalam Babad Tanah Jawi. Apakah peranan tokoh mitologis itu dalam masyarakat Mataram khusunya dalam dinastinya? Kepercayaan pada tokoh itu adalah mentifact, terlepas dari realitas objektifnya. Untuk memahami peranan tokoh itu diperlukan pengetahuan kebudayaan Mataram serta pandangan dunianya, yaitu adanya aliansi antara Dewi Lautan Selatan dengan Raja Mataram, suatu persekutuan yang mencerminkan kepercayaan akan gambaran dunia sebagai makrokosmos sebagai persatuan manusia dengan alam semesta. Proses mitologisasi atau kosmosisasi itu akan memberi makna penting bagi eksistensi penguasa.
Sejarah intelektual
Fokus utama sejarah intelektual adalah bagaimana lahirnya pemikiranpemikiran
manusia. Pemikiran-pemikiran yang dikaji dalam sejarah intelektual
adalah pemikiran yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia,
baik dalam ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar.
Hasil pemikiran manusia dapat berupa filsafat atau ilmu pengetahuan.
Apabila filsafat yang dikaji, maka akan melahirkan sejarah filsafat, misalnya
aliran-aliran filsafat yang berkembang di Yunani. Hal ini menjadi kajian sejarah
yang menarik karena pemikiran filsafat Yunani memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap perubahan dunia.
Sejarah intelektual bisa dikaji dalam konteks perkembangan ilmu
pengetahuan. Misalnya perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Untuk melihat
bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di Barat, maka harus dilacak
ke belakang, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Islam. Orangorang
Barat pada masa itu banyak mempelajari pemikiran-pemikiran dari
para cendikiawan muslim, seperti ilmu kedokteran dari Ibnu Sina, sehingga
di Barat nama Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicena. Kajian tentang
perkembangan ilmu pengetahuan di Barat dapat merupakan tema dalam sejarah
intelektual.
Sejarah intelektual di Indonesia dapat kita kaji. Kita dapat mengkaji
beberapa pemikiran tentang tokoh-tokoh. Bagaimana kita mengkaji pemikiranpemikiran
para tokoh pejuang Indonesia, kita dapat mulai mempelajarinya
dari latar belakang pendidikannya. Kebanyakan dari tokoh-tokoh pejuang
Indonesia berlatar belakang pendidikan Barat (Belanda). Walaupun mereka
belajar dari pemikiran-pemikiran Barat, tetapi dalam prakteknya para tokoh
tersebut mencoba menyesuaikan dengan kondisi objektif masyarakat di Indonesia.
Misalnya gagasan tentang ekonomi kerakyatan menurut Mohammad Hatta,
gagasan marhaenisme menurut Soekarno, gagasan nasionalisme manurut Ki
Hajar Dewantara, gagasan tentang negara menurut Mohammad Natsir, gagasan
sosialisme menurut HOS Cokroaminoto. Gagasan-gagasan dari para tokoh
pemimpin Indonesia ini penting kita pelajari, karena gagasan-gagasan mereka
cukup berpengaruh dalam perubahan sosial politik di Indonesia. Marhaenisme
Soekarno pada dasarnya merupakan bentuk sosialisme yang ditafsirkan dengan
kondisi nyata bangsa Indonesia. Nasionalismenya Ki Hajar Dewantara adalah
nasionalisme yang berakar dari kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa. Gagasan
nasionalismenya kemudian ia terapkan pada sistem persekolahan yang didirikannya, yaitu Sekolah Taman Siswa. Sekolah ini memberikan peran
sejarah yang cukup penting dan sampai sekarang sekolah ini masih tetap
ada. Sosialisme Cokroaminoto merupakan bentuk reaksi terhadap komunisme
yang waktu itu masuk ke dalam tubuh Syarekat Islam. Gagasan nasionalisme
Cokroaminoto berakar dari nilai-nilai agama Islam. Ekonomi kerakyatan yang
dimaksud oleh Mohammad Hatta dan cocok dengan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia adalah koperasi, karena dalam diri bangsa Indonesia terdapat nilai
kekeluargaan yang merupakan ciri dari koperasi.